Rabu, 11 Juni 2008

Pengalaman Ibarat Sang Pendaki Gunung

Seorang pendaki sejati tak bosan-bosannya mendaki gunung yang sama berkali-kali.
Mengapa?

Karena ia tahu bagaimana menikmati setiap titian pendakian.
Baginya, tak pernah ada halimun dan kabut yang sama.
Semak dan pepohonan selalu berganti warna.
Awan senantiasa menampakkan lekuk-lekuk baru.

Dan, puncak gunung pun memberikan reguk kebahagiaan yang belum pernah dirasakan.

Kita mungkin telah melalui jalan yang sama antara rumah dan kantor selama bertahun-tahun.

Maukah anda, dalam satu minggu ke depan, menjadikannya sebagai petualangan pribadi seperti pendaki gunung diatas ?
Bila ya, . . . . .amati setiap jarak yang anda tempuh.

Lihatlah wajah-wajah yang anda temui di jalan.
Pepohonan dan daun-daun ditaman kota.
Kios, warung dan toko.

Sinar matahari yang terpantul di kaca gedung tinggi.
Gumpalan asap mobil.
Coretan di tembok-tembok kota.
Apa saja!, semua yang anda jumpai.

Berikan perhatian.
Namun, jangan masukkan kedalam hati demi sebuah penilaian.
Nikmati saja petualangan ini tanpa perlu mengukur baik-buruknya semua itu.
Terima saja ia adanya.

Dan, saat memasuki ruang kerja, bolehlah anda anggap tiba di puncak pendakian.

Maka, kata bosanpun bisa kita lupakan dalam rutinitas sehari-hari.

Tidak ada komentar: